KOMBINASI DOSIS PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK DALAM MENINGKATKAN TANAMAN TEBU BULU LAWANG (BL) STUDI KASUS: PT. GENDHIS MULTI MANIS (GMM) KABUPATEN BLORA JAWA TENGAH
Kata Kunci:
Pupuk organik, pupuk anorganik, Pupuk Kompos, TebuAbstrak
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Gendhis Multi Manis (GMM) Kabupaten Blora Jawa Tengah mulai dari bulan juni sampai dengan juli 2024. Pelaksanaan penelitian ini dengan menggunakan sistem Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan pada kondisi pupuk anorganik yang berbeda. Acuan penggunakan pupuk digunakan petani unsur N 500 kg (ZA) perhektar dan kompos 0,5 kg pertanaman tebu. Jarak tanaman tebu 60 cm x 100 cm per tanaman. Penelian ini bertujuan untuk mengetahui dan melihat perbandingan pengaruh pemberian pupuk organik yang berbeda ( 0 kg, 0.2 kg, 0,5 kg dan 0,7 kg) pada tanaman tebu pada kondisi pemberian pupuk anorganik yang berbeda ( 0 03 kg ZA dan 0,04 kg ZA). Pertumbuhan pada kondisi pemberian pupuk anorganik 0,03 kg ZA, tinggi tanaman terbaik pada HST jumlah daun, diameter batang, jumlah anakan setelah dilakukan penambahan pupuk kompos kandang dan pupuk anorganik (ZA) pada media tanam. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Gendhis Multi Manis (GMM) Kabupaten Blora Jawa Tengah mulai dari bulan juni sampai dengan juli 2024. Pelaksanaan penelitian ini dengan menggunakan sistem Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan organik pada 2 perlakuan anorganik. Penggunakan pupuk digunakan petani unsur N 500 kg (ZA) perhektar dan kompos 0,5 kg pertanaman tebu. Jarak tanaman tebu 60 cm x 100 cm per tanaman. Di percobaan ini mencoba membandingkan dengan dosis dibawah maupun diatas perhitungan tersebut demikian jg berlaku untuk pupuk organiknya (kompos) dengan mengamati pertumbuhan serta pengaruh terhadap tanaman tebu tersebut. Setelah pemupukan organik dan anorganik di 30, 37 dan 45 hari setelah tanam (BST). Pupuk organik dan anorganik menunjukkan adanya pengaruh yang ditunjukkan pada variabel tinggi tanaman, , diameter batang, jumlah daun dan jumlah anakan tanaman tebu. Pada pengamatan hasil umur 30,37, 45 hari BST, perlakuan perbandingan pupuk organik dan anorganik ZA dengan dosis kompos 0 kg, 0,2kg, 0,5 kg, 0,7 kg dan anorganik ZA 0,03 kg, (457 kg/h), 0,04 kg (610 kg/h). Hasil pengamatan pertumbuhan tanaman tebu pada 30 hari, 37 hari dan 45 hari sesudah tanam (HST) pada pemberian pupuk organik yang berbeda ( dengan pemberian pupuk tanaman yang diberi pupuk organik 0,03 kg ZA didapat pertumbuhan terbaik tinggi tanaman diameter tanaman, jumlah daun dan jumlah anakan didapat pada perlakuan Z1A3. Pada 45 HST perlakuan Z1A3 memperlihatkan pertumbuhan teringgi (38,11 cm), diameter terbesar (32,46 cm), jumlah daun. Hasil pengamatan pertumbuhan tanaman tebu pada 30 hari, 37 hari dan 45 hari sesudah tanam (HST) pada tanaman yang diberi pupuk organik 0,05 kg ZA didapat pertumbuhan terbaik tinggi tanaman diameter tanaman, jumlah daun dan jumlah anakan didapat pada perlakuan Z2B2. Pada 45 HST perlakuan Z2B2 memperlihatkan pertumbuhan teringgi (86,83 cm), diameter terbesar (49,67 cm), jumlah daun tertinggi 23 30 bh) dan jumlah anakan (18, 34). Dari perbandingan 2 kondisi ( 0,03 kg ZA dan 0,04 kg ZA) , pemberian pupuk anorganik 0 04 kg ZA lebih baik dibandingkan dengan pupuk anorganik 0 03 kg.